Hakikat Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca
Henry Guntur Tarigan (2008 : 7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Selanjutnya, dipandang dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi (
a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian ( encoding ),
sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (
written word) dengan makna bahasa lisan (
oral language meaning ) yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca dapat
pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi
dengan diri kita sendiri dan orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang
terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Finochiaro and Bonomo ( 1973 : 119) mengatakan bahwa ” Reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or
written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung di dalam bahan tertulis.
Sementara itu Mansoer Pateda (1989:92) berpendapat, membaca adalah suatu
interpretasi simbol-simbol tertulis atau membaca adalah menangkap makna dari
rangkaian huruf tertentu. Ini menunjukkan bahwa membaca adalah pekerjaan
mengidentifikasi simbol-simbol dan mengasosiasikan kedalam makna.
Robert Lado dalam bukunya menyatakan bahwa ” Reading is to grasp language pattern from their written
representation” (1976:132). Membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari
gambaran tertulisnya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat, terutama teknologi percetakan maka
semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang
pendidikan, kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai
siswa.
Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif
reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya
terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena
si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi
antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.
Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi yang
dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai macam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Melalui membaca,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat
diaplikasikan.
b. Membaca Pemahaman
Henry Guntur Tarigan (1988:89) berpendapat bahwa kemampuan membaca
pemahaman merupakan dasar bagi pembaca kritis, yaitu sejenis membaca yang
dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang hati,mendalam,evaluatif, serta
analisis, dan bukan hanya mencari keslahan. Untuk dapat membaca pemahaman
diperlukan suatu ketrampilan dari seseorang antara lain : menemukan detail,
menunjukkan pikiran pokok, menunjukkan urutan kegiatan, mencapai kata akhir,
menarik kesimpulan, dan membuat evaluasi.
Secara umum kata pemahaman diartikan sebagai upaya memahami atau mengerti
isi dan makna dari suatu wacana baik berbentuk lisan maupun tulisan. Memahami
wacana tulis berarti usaha seseorang dalam memahami atau mengerti isi suatu
wacana yang disajikan dalam bentuk tulisan, yang dalam kegiatan berbahasa
disebut membaca, sedangkan memahami wacana lisan berarti upaya seseorang dalam
memahami atau mengerti isi dari wacana yang disajikan dalam bentuk lisan, yang
dalam kegiatan berbahasa dinamakan menyimak (Sutrisno, 2002:17). Lebih lanjut,
pemahaman diartikan sebagai masalah
penafsiran (interpretation) dan
harapan (expectancy), yaitu
penafsiran terhadap apa yang diperoleh darin tulisan yang dibaca dan harapan
untuk menemukan dan menggunakan hal-hal yang ditemukan dalam bacaan tersebut,
Mackey dalam Sutrisno(2002:17).
Lebih lanjut, Henry Guntur Tarigan (2008:58) dalam bukunya mengatakan bahwa
membaca pemahaman( reading fo understanding) adalah membaca
yang bertujuan untuk memahami : (1) standar-standar atau norma-norma kesastraan
(literary sandards), (2) resensi
kritis (critical review), (3) drama
tulis(printed drama), (4) pola-pola
fiksi (patterns of fiction).
Sementara itu Lado (1987: 223) berpendapat bahwa kemampuan membaca
pemahaman adalah kemampuan memahami arti dalam suatu bacaan melalui tulisan
atau bacaan.
c. Aspek dan
Jenis-jenis Membaca
Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan
satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.
Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi,yaitu:
Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi,yaitu:
1. Keterampilan
menyimak/mendengarkan (Listening Skills)
2. Keterampilan berbicara (SpeakingSkills)
3.
Keterampilan membaca (ReadingSkills)
4. Keterampilan Menulis (Writing Skills) Henry Guntur Tarigan (2008:1)
4. Keterampilan Menulis (Writing Skills) Henry Guntur Tarigan (2008:1)
Empat keterampilan
berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain, dan
saling berkorelasi. Seorang bayi pada tahap awal, ia hanya dapat mendengar, dan
menyimak apa yang di katakan orang di sekitarnya. Kemudian karena seringnya
mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata
yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia
akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf
tersebut menjadi sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan
mulai belajar menulis huruf, kata, dan kalimat.
Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Secara garis
besar, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan
yang bersifat mekanis (mechanical skills)
yang dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) yang mencakup ; a) pengenalan bentuk huruf, b)
pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa,
kalimat dan lain-lain), c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”, d)
kecepatan membaca ke taraf lambat.
2. Keterampilan
yang bersifat pemahaman (comprehention
skills) yang dianggap berada di urutan yang lebih tinggi ( higher order ) yang mencakup ; a)
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), b) memahami
signifikansi atau makna ( a.l. maksud dan tujuan pengarang,relevansi/keadaan
kebudayaan, dan reaksi pembaca, c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), d)
kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan,
Broughton dalam Tarigan (2008:12-13).
Untuk dapat mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills) tersebut, aktifitas
yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Untuk
keterampilan pemahaman (comprehention
skills), yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula dibagi
atas :
1. Membaca
ekstensif (extensive reading), yang
mencakup ; a) membaca survei (survey reading), b) membaca sekilas ( skimming),
c) membaca dangkal (superficial reading).
2.
Membaca intensif yang mencakup ; a)
membaca telaah isi (content study
reading), yang mencakup pula (1)
membaca teliti (close reading), (2) membaca pemahaman (comprehention reading), (3) membaca krtitis (critical reading), (4) membaca ide ( reading for ideas); b) membaca telaah bahasa (laguage
study reading) yang mencakup pula (1) membaca bahasa asing( foreign language reading), (2) membaca
sastra (literary reading) Tarigan
(2008:13).
d. Tujuan
Membaca Pemahaman
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi,memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau
intensif kita dalam membaca, Tarigan (2008:9). Hal penting dalam tujuan membaca
adalah :
1. Membaca
untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or facts).
2. Membaca
untuk memperoleh ide-ide utama (reading
for main ideas)
3. Membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita ( reading for sequence or organization).
4. Membaca
untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading
for inference).
5. Membaca
untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan ( reading for classify).
6. Membaca
untuk menilai, membaca mengevalusi (
reading to evaluate).
7. Membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) Anderson dalam Tarigan
(2008:9-11).
Membaca
adalah suatu aktifitas yang rumit atau kompleks karena tergantung pada
ketrampilan berbahasa pelajar dan pada tingkat penelarannya. Tujuannya
adalah untuk mengerti atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam satu bacaan
seefisien mungkin serta untuk mencari informasi yang :
b. Kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan
seseorang untuk menambah keilmiahannya sendiri.
c. Referensial dan faktual, yakni
yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini.
d. Afektif
dan
emosional, yakni yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam
membaca. (Sri Utari Subyakto-Nababan, 1993:164-165).
Dengan membaca
siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah
didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang
diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapa pun yang
membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang
terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang
akan datang.
Banyak manfaat
yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa
harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa
membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia
inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka
informasi yang ia peroleh tidak akan maksimal.
Membaca merupakan
kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang
yang tertulis semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca,
agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar
lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna
baginya.
Kegiatan membaca perlu
dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak mengenal huruf. Jadikanlah
kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi
siswa. Membaca dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja asalkan ada
keinginan, semangat, dan motivasi. Jika hal ini terwujud, diharapkan membaca
dapat menjadi bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah
slogan yang mengatakan “tiada hari tanpa membaca”.
Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk
melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca, khususnya membaca pemahaman
dapat dicapai. Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi
secara keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar